Persediaan barang dagang
merupakan salah satu akun penting dalam perusahaan. Apabila persediaan
dikelola dengan tepat maka akan memudahkan perusahaan mencapai target
yang diharapkan, sebaliknya apabila persediaan barang dagang dikelola
secara tidak tepat maka akan mengakibatkan perusahaan jauh dari target
yang diharapkan.
Salah satu pengelolaan persediaan barang dagang adalah dengan melakukan penilaian persediaan barang dagang.
Dengan melakukan penilaian persediaan barang dagang secara tepat maka
perusahaan dapat mengetahui nilai yang persediaan barang dagang dalam
periode tertentu dan dapat mengetahui besarnya harga pokok penjualan
barang dagang tersebut. Untuk melakukan penilaian persediaan barang
dagang maka ada dua komponen yang harus diketahui terlebih dahulu,
komponen tersebut adalah jumlah fisik barang dagang dan harga satuan
tiap barang.
Komponen
yang pertama dalam penilaian persediaan barang dagang yaitu jumlah
fisik barang. Jumlah fisik barang dapat diketahui dengan cara menghitung
barang tersebut baik dihitung pada ahir periode berjalan maupun
dihitung secara berkala. Sedangkan komponen yang kedua dalam penilaian
persediaan barang dagang yaitu harga barang per unit. Harga barang per
unit dapat diketahui berdasarkan asumsi yang digunakan perusahaan,
asumsi dasar tersebut antara lain FIFO atau MPKP, LIFO atau MTKP dan
Average.
Metode Penilaian Persediaan Barang Dagang
Penilaian persediaan barang dagang
dapat dilakukan dengan beberapa metode, namun dalam postingan ini hanya
akan dibahas tiga metode saja yaitu metode MPKP, metode MTKP dan metode
Average. Dengan tujuan memudahkan pemahaman dalam proses penilaian
persediaan barang dagang maka ketiga metode tersebut akan dibahas dengan
ilustrasi dan pembahasan soal berikut ini:
Ilustrasi soal Penilaian persediaan barang dagang:
Pada
bulan januari 2013 pada UD Pindi Jaya terdapat data transaksi yang
berhubungan dengan persediaan barang dagang sebagai berikut:
Tanggal 1 januari 2013 terdapat persediaan barang dagang awal sebanyak 100 unit dengan harga perunit Rp 125.000
Tanggal 5 januari 2013 terjadi pembelian barang dagangan sebanyak 75 unit dengan harga per unit 130.000
Tanggal 10 januari 2013 terjadi penjualan barang dagangan sebanyak 125 unit dengan harga per unit 150.000
Tanggal 15 januari 2013 terjadi pembelian barang dagangan sebanyak 80 unit dengan harga per unit 135.000
Tanggal 20 januari 2013 terjadi pembelian barang dagangan sebanyak 50 unit dengan harga per unit 140.000
Tanggal 25 januari 2013 terjadi penjualan barang dagangan sebanyak 100 unit dengan harga per unit 175.000
Tanggal 30 januari 2013 terjadi pembelian barang dagangan sebanyak 75 unit dengan harga per unit 145.000
Berdasarkan
data transaksi UD Pindi Jaya diatas buatlah perhitungan Nilai
Persediaan barang dagang dan harga pokok penjualan dengan menggunakan
metode penilaian persediaan barang dagang MPKP, MTKP dan Average!
Pembahasan soal Penilaian persediaan barang dagang
Penilaian persediaan barang dagang dengan metode MPKP
Metode MPKP (Masuk Pertama Keluar Pertama) atau disebut juga metode FIFO (First In First Out)
merupakan metode penilaian persediaan barang dagang dimana barang yang
dahulu masuk (dibeli terlebih dahulu) dianggap lebih dahulu keluar
(lebih dahulu dijual). Ketika menghitung HPP dengan metode MPKP maka
harga per unit barang menggunakan harga perunit dari barang yang masuk
terlebih dahulu (mulai dari harga per unit persediaan awal dilanjutkan
dengan harga per unit barang yang dibeli pertama kali dan seterusnya).
sedangkan saat menghitung persediaan ahir dengan metode ini dihitung
dengan mengalikan barang yang masih tersedia (barang pada ahir periode
berjalan) dengan harga per unit barang.
Berdasarkan transaksi UD Pindi jaya maka Harga pokok penjualan (HPP) dan persediaan ahir dihitung sebagai berikut:
a. Perhitungan Harga Pokok Penjualan dengan metode MPKP
Transaksi penjualan tangal 10 januari 2013
Dijual 125 unit barang dagang, Harga Pokok penjualan dihitung sebagai berikut:
HPP = Jumlah fisik barang x Harga per unit
100 unit x Rp 125.000 = Rp 12.500.000
25 Unit x Rp 130.000 = Rp 3.250.000
HPP transaksi penjualan tanggal 10 januari...........Rp 15.750.000
Transaksi Penjualan tangal 25 Januari 2013
Dijual 100 Unit barang dagang, Harga Pokok Penjualan dihitung sebagai berikut:
HPP = Jumlah fisik barang x Harga per unit
50 unit x Rp 130.000 = Rp 6.500.000
50 Unit x Rp 135.000 = Rp 6.750.000
HPP transaksi penjualan tanggal 25 januari...........Rp 13.250.000
Dengan demikian HPP dalam bulan januari adalah 15.750.000 + 13.250.000 = Rp 29.000.000
b. Perhitungan persediaan ahir barang dagang dengan metode MPKP
Perhitungan jumlah fisik barang dengan metode fisik
Persediaan
yang masih tersedia atau belum dijual sebanyak 155 unit dengan rincian,
barang yang dibeli tanggal 15 januari masih tersisa 30 unit karena
telah dijual 50 unit, barang yang dibeli tanggal 20 dan 30 januari masih
utuh karena belum terjual masing-masing sebanyak 50 unit dan 75 unit.
Dengan demikian nilai persediaan barang dagang ahir pada bulan januari dengan metode MPKP adalah sebagai berikut:
Nilai Persediaan barang dagang ahir dihitung dengan rumus;
= Jumlah fisik persediaan barang x Harga Per unit barang
=> 30 unit x Rp 135.000 = Rp 4.050.000
=> 50 unit x Rp 140.000 = Rp 7.000.000
=> 75 unit x Rp 145.000 = Rp 10.875.000+
Total ................................= Rp 21.925.000
Penilaian Persediaan barang dagang dengan metode MTKP
Metode
MTKP (Masuk Terahir Keluar Pertama) atau disebut metode Lifo (Last In
First Out) merupakan metode penilaian persediaan barang dagang dimana
barang yang terahir masuk (dibeli terahir) dianggap barang yang terlebih
dahulu keluar (lebih dahulu dijual). Ketika menghitung HPP dengan
metode MTKP maka harga perunit barang menggunakan harga per unit dari
barang yang masuk terahir (terahir dibeli) terlebih dahulu.Sedangkan
saat menghitung persediaan barang dagang ahir dengan metode MTKP
dihitung dengan mengalikan barang yang masih tersedia ( Mulai dari
barang pada awal periode berjalan dan seterusnya) dengan harga per
satuan.
Berdasarkan transaksi UD Pindi jaya maka Harga pokok penjualan (HPP) dan persediaan ahir dihitung sebagai berikut:
a. Perhitungan Harga Pokok Penjualan dengan metode MTKP
Transaksi Penjualan tangal 25 Januari 2013
Dijual 100 Unit barang dagang, Harga Pokok Penjualan dihitung sebagai berikut:
HPP = Jumlah fisik barang x Harga per unit
75 unit x Rp 145.000 = Rp 10.875.000
25 Unit x Rp 140.000 = Rp 3.500.000
HPP transaksi penjualan tanggal 25 januari...........Rp 14.375.000
Transaksi penjualan tangal 10 januari 2013
Dijual 125 unit barang dagang, Harga Pokok penjualan dihitung sebagai berikut:
HPP = Jumlah fisik barang x Harga per unit
25 unit x Rp 140.000 = Rp 3.500.000
80 Unit x Rp 135.000 = Rp 10.800.000
20 Unit x Rp 130.000 = Rp 2.600.000
HPP transaksi penjualan tanggal 10 januari...........Rp 16.900.000
Dengan demikian HPP dalam bulan januari adalah 14.375.000 + 16.900.000 = Rp 31.900.000
b. Perhitungan persediaan ahir barang dagang dengan metode MTKP
Perhitungan jumlah fisik barang dengan metode fisik
Persediaan
yang masih tersedia atau belum dijual sebanyak 155 unit dengan rincian,
barang yang dibeli tanggal 5 januari masih tersisa 55 unit karena telah
dijual 20 unit dan persediaan barang dagang awal sebesar 100 unit.
Dengan demikian nilai persediaan barang dagang ahir pada bulan januari dengan metode MTKP adalah sebagai berikut:
Nilai Persediaan barang dagang ahir dihitung dengan rumus;
= Jumlah fisik persediaan barang x Harga Per unit barang
= 55 unit x Rp 130.000 = Rp 7.150.000
= 100 unit x Rp 125.000 = Rp 12.500.000+
Total ............................... = Rp 19.650.000
Penilaian Persediaan Barang dagang dengan metode Average
Metode
average atau disebut juga metode rata-rata dibagi menjadi dua yaitu
metode rata-rata sederhana atau simple average method dan metode
rata-rata tertimbang atau weighted average method. Pada metode rata-rata
sederhana harga rata-rata barang per unit dihitung dengan membagi total
harga per satuan setiap transaksi pembelian dengan jumlah transaksi
pembelian termasuk persediaan awal barang. Sedangkan nilai persediaan
barang diperoleh dari hasil perkalian harga rata-rata per unit barang
dengan sisa barang.
Pada
metode rata-rata tertimbang harga per unit barang dihitung dengan
membagi jumlah harga pembelian barang yang tersedia untuk dijual dengan
jumlah jumlah barang yang tersedia. Sedangkan nilai persediaan ahir
dihitung dengan mengalikan jumlah barang yang tersedia dengan harga
rata-rata persatuan.
Berdasarkan transaksi UD Pindi jaya maka Harga pokok penjualan (HPP) dan persediaan ahir dihitung sebagai berikut:
Metode Rata-rata sederhana
Harga Rata-rata barang per unit;
= (125.000 + 130.000 + 135.000 + 140.000 + 145.000)
5
= Rp 135.000
Nilai Persediaan ahir => 155 unit x Rp 135.000 = Rp 20.925.000
Perhitungan HPP:
HPP = BTUD (barang tersedia untuk dijual) - Persediaan Ahir
HPP = (persediaan awal + pembelian) - Persediaan ahir
HPP ={(100x125000)+(75x130.000)+(80x135.000)+(50x140.000)+
(75x145.000)} -20.925.000
HPP = 50.925.000 - 20.925.000
HPP = RP 30.000.000
Metode Rata-rata tertimbang
Harga Rata-rata barang per unit ;
=(100x125.000)+(75x130.000)+(80x135.000)+(50x140.000)+(75x145.000)
(100 + 75 + 80 + 50 + 75)
= Rp 134.000
Nilai Persediaan ahir => 155 unit x Rp 134.000 = Rp 20.770.000
Perhitungan HPP:
HPP = BTUD (barang tersedia untuk dijual) - Persediaan Ahir
HPP = (persediaan awal + pembelian) - Persediaan ahir
HPP ={(100x125000)+(75x130.000)+(80x135.000)+(50x140.000)+
(75x145.000)} -20.770.000
HPP = 50.925.000 - 20.770.000
HPP = RP 30.155.000
Sumber : http://akuntansipendidik.blogspot.com/2013/01/penilaian-persediaan-barang-dagang-dalam-akuntansi.html
Nama : Oktaviana
No : 25
Kla : XII AK 1