Perhitungan Pencatatan Persediaan Dengan Metode Rata-Rata (Moving Avarage)
Metode Rata-Rata (Moving Avarage).
Metode
ini beranggapan, bahwa setiap terjadinya perubahan jumlah persediaan
barang, baik karena pembelian maupun karena adanya penjualan yang
dilakukan oleh perusahaan, sisa persediaan barang yang masih ada segera
diambil nilai rata-ratanya. Nilai rata-rata barang yang masih ada
diperoleh dengan jalan membagi jumlah nilai persediaan barang yang masih
ada dengan jumlah satuan barang yang bersangkutan. Dengan demikian,
harga pokok barang yang dijual, dinilai berdasarkan harga rata-rata
barang itu.
Contoh :
1. Persediaan Awal : 100 satuan @ Rp 9,-
2. Pembelian : 100 satuan @ Rp12,-
3. Pembelian : 100 satuan @ Rp11,25
4. Penjualan/dipakai : 100 satuan
5. Penjualan/dipakai : 100 satuan
Penghitungan harga pokok penjualan dan nilai persediaan dengan menggunakan cara Rata-Rata misalnya sebagai berikut:
No.
|
Didapat
|
Dipakai
|
Sisa/persediaan
|
1
|
100s@Rp 9,- = Rp 900,-
| ||
2
|
100s@Rp12,- = Rp1.200,-
|
200s@Rp10,50 = Rp2.100,-
| |
3
|
100s@Rp11,25 = Rp1.125,-
|
300s@Rp10,75 = Rp3.225,-
| |
4
|
100s@Rp10,75 = Rp1.075,-
|
200s@Rp10,75 = Rp2.150,-
| |
5
|
100s@Rp10,75 = Rp1.075,-
|
100s@Rp10,75 = Rp1.075,-
|
Sehingga persediaan akhir setelah transaksi ke-5 adalah sebesar 100 satuan @ Rp.10,75 atau sebesar Rp.1.075,-
Nama : Nunung F
No : 20
Kls : XII AK 1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar